BERSEDEKAH DENGAN TULISAN

Dikisahkan ada seorang ibu yang dikaruniai seorang anak, dia sangat mencintai anaknya dan berharap agar kelak menjadi anak yang saleh. Sejak dini dia berupaya mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik. Keinginannya yang kuat agar Allah menganugerahkan kesalehan buat anaknya, membuatnya sangat perhatian terhadapa anaknya, hingga setiap kali nampak dari anaknya sebuah perilaku yang tidak baik, maka dia keluarkan sedekah berupa makanan dengan harapan dapat memperbaiki akhlak yang dirasa tidak baik itu. Katanya, dia mendapatkan inspirasi dari firman Allah, “Ambillah sedekah dari sebagian harta mereka, yang dengan sedekah itu kamu dapat membersihkan dan mensucikan mereka. Dan berdo’alah untuk mereka, karena do’amu akan membuat tenang jiwa mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui” (QS At-Taubah:103). Setelah bersedekah dia berdoa, “Ya Allah terimalah sedekah ini, agar Engkau berkenan mensucikan jiwa anak saya”.

Kisah yang lain masih senada dengan kisah ibu di atas. Namun, kali ini dia tidak mempunyai sesuatu yang bisa disedekahkan, hidupnya paspasan bahkan tergolong tidak berkecukupan. Jangankan untuk bersedekah, kebutuhan keluarganya setiap hari saja seringkali tidak dapat dipenuhi dengan baik. Sementara ibu ini juga sangat berharap dapat memperbaiki hal-hal yang dirasa tidak baik dalam keluarganya dengan cara bersedekah. Ternyata ibu ini memiliki kebiasaan, setiap kali dia melihat perilaku yang tidak baik dari anaknya ataupun dari suaminya, di malam harinya dia membaca al-Quran surat al-Baqarah dari awal hingga akhir, dilanjutkan dengan berdoa, “Ya Allah, ini yang saya bisa lakukan, ini adalah sedekah dari saya, maka terimalah”. Ibu ini bersedekah dengan cara membaca al Quran.

Kisah ketiga adalah sahabat karib saya sendiri, tidak perlu saya sebutkan namanya di sini, sepertinya dia akan membaca tulisan ini juga. Suatu ketika saya tanya tentang ansuransi mobil yang dimilikinya, ternyata jawabannya sangat membahagiakan hati saya. Dia mengatakan, “ansuransi mobil saya adalah dengan bersedekah setiap bulan mas, dengan ansuransi model begitu, al-hamdulillah mobil saya selamat dan dilindungi oleh Allah dari kecelakaan”. Salah seorang ulama bernama As-Shan’ani mengatakan bahwa, “sedekah dapat menolak bala’ dan penyakit, merupakan pengobatan yang paling manjur”. Luar biasa kan sahabat kita yang satu ini, dan dengan izin Allah dia sampai hari ini masih setia dengan kebiasaan bersedekah, selalu berdiri mendukung saya dalam setiap kegiatan dan proyek-proyek kebaikan.

Ketiga kisah tersebut mengajarkan kepada kita bahwa untuk mendapatkan solusi dari suatu persoalan dalam kehidupan ini, ternyata dapat diselesaikan dengan cara  melakukan ibadah, dalam hal ini adalah bersedekah. Sedekah bukan hanya berupa harta, namun bisa berupa apa saja yang bermanfaat dan bernilai. Dengan demikian, maka hendaknya kita meniatkan ibadah-ibadah sebagai sarana untuk memperbaiki diri, mendidik keluarga dan menyelesaikan segala persoalan. Dengan menggunakan media ibadah ini, utamanya sedekah, tidak akan dapat diganggu dan dikalahkan oleh orang lain. Bisa jadi kita kalah secara media yang berbentuk materi, namun kita tetap menang dengan media ibadah ini.

Menyadari akan pentingnya sedekah, Allah swt. dalam al-Quran menceritakan bahwa orang yang telah mati, jika diberi kesempatan untuk hidup kembali di dunia barang sebentar saja, maka yang akan dilakukan adalah memperbanyak sedekah, bukan pergi melaksanakan umroh, memperbanyak shalat sunnah, menjalankan puasa dan semisalnya (QS Al-Munafiqun:10). Para ahli ilmu menjelaskan bahwa orang yang sudah meninggal itu berkeinginan untuk bersedekah, jika diberi kesempatan balik ke dunia, karena dia telah menyaksikan dan membuktikan sendiri dengan nyata pentingnya sedekah dan besarnya balasan yang akan diterima oleh orang yang ahli bersedekah.

Kata-kata yang tertuang dalam coretan-coretan seperti ini, kita yakini merupakan bagian dari sedekah yang akan memberi manfaat. Hal ini disebabkan karena jika nilai-nilai yang tertuang dalam tulisan itu dilaksanakan dalam kehidupan, bahkan diajarkan kepada orang lain, maka Allah pasti memberi pahala yang berlipat-lipat. Sudah barang tentu jika yang dituliskan adalah kebenaran dan ajakan untuk berbuat kebaikan. Syarat lain adalah jika motivasi menulis itu dilakukan dengan ikhlas ingin melakukan perbaikan, baik untuk diri penulis sendiri maupun untuk orang lain. Manfaat sedekah tersebut bukan hanya buat penulisnya, namun akan berimbas pada siapa saja yang menyebarkannya. Marilah terus bersedekah dengan apa saja kebaikan yang kita miliki, semoga Allah menyelamatkan kita semua, diantaranya dari wabah C-19 yang sampai hari ini masih menghantui umat manusia di dunia.

Wallahu A’lam

U.B. Umar

Batu, 1 Agustus 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *